INDRAGIRI HILIR, TEMBILAHAN - Sekitar 10 juta butir buah kelapa per hari mampu diproduksi oleh Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), sehingga tidak semua industri besar di Inhil bisa menampung semua kelapa yang rata - rata di hasilkan oleh masyarakat tersebut.
Saat ini terdapat 5 perusahaan yang bergerak dibidang perkelapaan, dari 5 perusahaan tersebut hanya bisa menampung 5 juta kelapa perhari, sehingga ada sekitar 5 juta kelapa yang tidak tertampung.
Ketua Komisi I DPRD Inhil, HM. Yusuf Said, SE, MM menilai, hal tersebutlah yang membuat harga kelapa di Inhil tidak stabil, karena ketersediannya yang melimpah, sementara kebutuhan sedikit.
“Over kapasitas ini terjadi sejak adanya perbaikan kebun selama lima tahun terakhir ini, sehingga produksi kelapa melimpah dan membuat harga tidak stabil,” ujar Yusuf Said, Minggu (15/7/2018).
Oleh karena itu, Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini menilai, pemanfaatan UMKM dan industri rumah tangga berbasis kelapa yang sebelumnya sudah disarankan oleh Bupati Inhil, HM Wardan merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Kita sangat mendukung dengan memanfaatkan UMKM, jadi kelapa yang tidak tertampung oleh perusahaan itu bisa dilarikan ke UMKM dengan cara diolah sendiri untuk minyak goreng dan sebagainya,” lanjut pria yang juga mencalonkan diri sebagai caleg DPD RI ini.
Namun sebelum memanfaatkan UMKM, menurut Yusuf Said akan dilakukan pelatihan terlebih dahulu terhadap UMKM tersebut, sehingga nantinya apa yang menjadi tujuan dari program ini bisa tercapai.
“Dalam waktu dekat ini juga akan dilaksanakan seminar dengan mengundang Profesor Kelapa oleh mahasiswa, jadi ini bisa jadi ajang untuk menambah wawasan bagi UMKM,” tutup Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Inhil ini.(dow)
Post a Comment