BENGKALIS, SEI PAKNING - Festival lampu colok yang digelar pada malam 27 Ramadhan lalu ternyata menyisakan kekecewaan bagi masyarakat Sungai Pakning.
Pasalnya tahun ini menara colok mereka tidak masuk dalam peniliaian festival colok yang digelar Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Bengkalis. Disparbudpora Bengkalis hanya memberikan bantuan minyak Rp 1,5 juta untuk satu bangunan colok di Sungai Pakning yang dinilai tidak seberapa oleh sejumlah panitia lampu colok di Sungai Pakning.
Namun tidak diikutkan dalam penilaian festival lampu colok. Hal ini diungkap Ketua Lampu Colok Pankning Asal kecamatan Bukit Batu Agus Bahrum, Jumat (22/6/2018) pagi.
"Sangat kita sesalkan lampu colok di Pakning tahun ini tidak di festivalkan oleh Disparbudpora. Hanya diberi bantuan Rp 1,5 juta per colok. Padahal sebagaimana yang diketahui masyarakat luas bahwa lampu colok terbesar setelah Pulau Bengkalis adalah Sungai Pakning," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkap Eramli pengurus lampu colok di Sungai Pakning, menurut dia seluruh pengurus lampu colok di kecamatan Bukit Batu, Siak Kecil dan Bandar Laksamana menjadi turun semangat untuk berkreasi setelah mendengar lampu colok di Sungai Pakning tidak dinilai dan tidak dipertandingkan dalam festival tahun 2018.
"Teman teman pengurus lampu colok di Sungai Pakning sangat kecewa, karena tidak dinilai dan tidak masuk dalam festival. Padahal ada sejumlah bangunan colok yang besar disiapkan pemuda di sejumlah desa," ungkapnya
Menurut dia, jika tahun depan masih juga terjadi seperti ini, maka sejumlah pengurus di desa desa tidak mau lagi membangun api colok saat malam tujuh likur.
"Bagaimana kami semangat untuk melestarikan lampu colok, kalau Disparbudpora Bengkalis menganaktirikan kami yang di Pakning," tambahnya
Melihat kondisi ini pengurus KNPI Kecamatan Bukit Batu juga menyayangkan hal ini terjadi. Padahal tahun sebelumnya ada penilain di kecamatan Bukit Batu dalam festival lampu colok ini.
"Kita minta Disparbudpora Bengkalis berlaku adil melakukan juga penilaian lampu colok di daerah ini. Karena tidak bisa mengancam punahnya budaya colok di Pakning," kata Sekretaris KNPI Bukit Batu Darmayanto.
Menurut Darmayanto, sepengetahuan dirinya Kepala Disparbudpora beberapa waktu lalu menyatakan di sejumlah media bahwa hadiah lampu colok tahun ini ditingkatkan. Seharusnya dibagi dengan kecamatan yang lain yang juga memiliki tradisi lampu colok besar seperti di Pakning ini.
Menurut Darmayanto, KNPI Bukit Batu sudah banyak menerima laporan dan keluhan kekecewaan dari pemuda pemuda pengurus lampu colok di sejumlah desa. Oleh karena itu KNPI Bukit Batu meminta kepada Disparbudpora agar tahun depan kembali mempertandingkan lampu colok di kecamatan, kususnya di Sungai Pakning.
"Mari sama sama menjaga semangat agar budaya lampu colok terus eksis di seluruh kecamatan Kabupaten Bengkalis ini," tambahnya.
Sementara itu Camat Bukit Batu Reza Noverindra membenarkan bahwa lampu colok di Sungai Pakning tahun ini tidak dinilai dan tidak dipertandingkan, karena keterbatasan dana dari Disparbudpora Bengkalis.
"Kita dari kecamatan hanya memfasilitasi penyaluran dana bantuan minyak dari Disparbudpora kepada pengurus lampu colok, sedangkan mengenai penilaian dan festival itu adalah kebijakan Disparbudporan," kata Camat Bukit Batu.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Bengkalis Khairani dikonfirmasi melalui PPTK Festival Lampu Colok 2018 Nawawi menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran, sehingga tidak cukup untuk membiayai festival di seluruh kecamatan.
"Kondisi tidak ada festival lampu colok tingkat kecamatan dikarenakan rasionalisasi anggaran, bukan kita sengaja atau rekayasa. Rasionalisasi menyebabkan seluruh dana berkurang apalagi saat ini kita ada 11 kecamatan. Oleh karena itu kita mengharapkan untuk anggaran tahun depan DPRD Bengkalis sudi kiranya menyetujui usulan dari Disparbudpora demi menjaga eksistendi tradisi dan budaya lampu colok ini," tandanya. (dow)
source : www.beritabengkalis.com
Post a Comment