SIAK, SIAK KOTA - Harga Tiket Masuk (HTM) ke dalam Istana Asyerayah Hasyimiyah Siak pada 2018 mendatang naik. Hal tersebut menunggu Perda yang sedang diregistrasikan ke Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri).
Kepala Dinas Pariwisata Siak Dr. Fauzi Asni, M.Si mengatakan, kenaikan tersebut sudah berdasarkan kajian mendalam. Bahkan sudah menjadi Perda yang disahkan pada 2017 ini oleh DPRD Siak.
"Guna menambah retribusi agar perawatan istana tetap dapat terjaga, dan wisatawan semakin betah berkunjung ke Siak," kata dia, Senin (25/12/2017). Kenaikan HTM tersebut direncakan lebih 3 kali lipat, namun masih terjangkau oleh orang dewasa. Biasanya HTM hanya Rp 3.000, pada 2018 naik menjadi Rp 10 ribu 1 tiket orang dewasa. Sedangkan untuk anak-anak berkisar di angka Rp 5 ribu.
"Hanya masuk ke Istana Siak yang paling murah harga tiketnya selama ini. Nah, kita naikan Rp 10 ribu kan masih dalam kondisi sangat wajar, dan itupun bukan tanpa dasar yang jelas. Inikan langkah bagaimana kita memajukan pariwisata kita," kata dia.
Tidak hanya itu, tingkat kunjungan ke Istana Siak juga kian membludak. Buktinya, libur jelang perayaan Natal, yakni Minggu (24/12/2017) tercatat 3.015 tiket yang terjual. Pada libur besar lainnya, angka itu justru semakin meningkat.
Sedangkan pada Sabtu (23/12/2017) tiket terjual sebanyak 1.211 tiket. Sementara pada Senin (25/12/2017) hingga pukul 17.00 WIB, tiket ludes sebanyak 3.500 tiket.
"Kita memprediksi kunjungan pada tahun baru, 1 Januari 2018 akan semakin tinggi. Dari Natal sampai tahun baru diprediksi mencapai 20 ribu lebih," kata dia.
"Terkait memberikan pelayanan kunjungan hingga saat ini tidak ada kendala. Kita berharap semua komponen masyarakat menjaga kebersihan bersama dan menertibkan parkir. Jadikan Kota Siak bagai rumah kita sendiri yang harus kita jaga bersama," kata dia.
Berwisata ke Siak bukan hanya fokus pada Istana Siak. Di sekitar istana juga sudah dibangun faktor penunjang wisata lainnya. Seperti turap di bibir Sungai Siak, yang bisa menjadi tempat pedestrian wisatawan. Kemudian ada pula air mancur bergoyang di depan Istana Siak, serta pasar seni sebagai tempat membeli oleh-oleh.
"Semua tempat tersebut butuh biaya pemeliharaan. Sehingga kita butuh penarikan retribusi yang sah, untuk menjaga aset yang sudah kita miliki," kata dia.
Selain membangun sektor wisata, menggelar promosi besar-besaran, juga menggelar berbagai iven olahraga, seperti balap sepeda Tour de Siak dan pacu dayung Siak Serindit Boat Race.
"Dari sektor wisata yang kita bangun, kita ingin ekonomi masyarakat bertumbuh. Makanya kita butuh mengadakan iven. Alhamdulillah, iven yang kita gelar berbanding lurus dengan perkembangan ekonomi kreatif," kata dia.(dow)
Post a Comment