SIAK SRI INDRAPURA, MEMPURA - Salah satu penyumbang pendapatan daerah di Kabupaten Siak yakni Minyak bumi dan Gas (Migas) dengan mendapatkan Dana Bagi Hasil (DBH), saat ini dengan harga minyak mentah dunia tidak stabil dan cenderung mengalami penurunan, membuat "galau". Untuk itu, salah satu alternatif lain untuk mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bupati Siak Syamsuar mulai melirik industri pariwisata.
Bupati Syamsuar menyadari, masa depan dunia industri ada di pariwisata. Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) gencar-gencarnya melakukan pengembangan sektor pariwisata. "Kita tak bisa menghandalkan Migas, karena kondisinya sudah tak menjanjikan lagi," ujarnya, Selasa (13/9/16).
Ia menyinggung karya seorang penulis besar Futurolog Alvin Toffler, yang terkenal dengan buku Future Shock. Penulis ini meluncurkan karya-karyanya yang mengupas mengenai revolusi digital, revolusi komunikasi, dan singularitas teknologi, tidak banyak pertentangan.
"Dari kutipan buku tersebut, gelombang peradaban manusia dibagi tiga. Gelombang I, Era Agruculture antara 800 SM sampai 1.500 M, era pertanian, perkebunan dan teknologi pertanian. Gelombang II, Era Manufacture (1.500–1970), masyarakat industri, lahirnya pabrik-pabrik, lahirnya imperialism dan kolonialisme. Gelombang III, Era Teknologi Informasi (1970-2000), yang saat ini sudah berada di sini," terang Bupati Syamsuar menceritakan isi buku tersebut.
Selain itu ditambahkannya, di abad ke-21 ini, era industri kreatif pariwisata berada disana, masuk dalam kategori industri kreatif. Kedepan, industri pariwisata yang didukung oleh industri kreatif yang sudah memiliki commercial value, akan menjadi primadona.
"Dalam konteks ini, Pemkab telah melakukan berbagai upaya dalam memajukan sektor pariwisata. Tak hanya memanfaatkan obyek yang ada, melainkan juga penambahan, serta menggiatkan iven-iven untuk menarik wisatawan. Pariwisata telah dimasukkan sebagai core bisnisnya negara,"Ungkap bupati.
Dan ia menambahkan, data perolehan devisa Indonesia menurut lapangan usaha, jenis komoditas Minyak dan Gas Bumi cenderung turun drastic. Hanya pariwisata yang naik, dari USD 10M di 2013, lalu naik USD 11M di 2014, dan naik lagi USD 12,6M di 2015. Dan cenderung naik, karena industri pariwisata itu sustainable.
"Dalam hal ini, pariwisata yang paling memberi harapan untuk masa depan negeri ini. Karena itu tidak salah, jika menempatkan pariwisata sebagai core business. Pariwisata juga sebagai penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah," terang bupati.(sia09)
Post a Comment