INDRAGIRI HILIR, TEMBILAHAN - Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Budparpora) kembali menggelar Iven Wisata Religi Gema Muharram 1438 H.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Budparpora) Inhil Junaidi Ismail, selama 14 hari pelaksanaan iven wisata religi ini akan diisi dengan doa dan istiqatsah serta berbagai kegiatan perlombaan bernuansa islami lainnya.
"Diawali dengan doa peralihan tahun menuju 1438 H di Masjid Agung Al Huda Tembilahan pada tanggal 29 Dzulhijjah atau 1 Oktober mendatang," ungkap Kepala Dinas Budparpora Inhil Junaidi Ismail kepada riauterkinicom, Jum'at (29/9/16). Kegiatan di Masjid Agung Al Huda ini menghadirkan Ustadz Feri Idham, Lc dari Pekanbaru.
Kemudian, sejak tanggal 6 sampai 10 Oktober digelar berbagai perlombaan bernuansa religius, yakni Lomba Shalawat Nariyah, Lomba Syair Ibarat Khabar Kiamat, Lomba Rebana, penampilan musik islami dan puisi religi.
"Puncaknya, pada tanggal 11 Oktober atau tanggal 10 Muharram mendatang, digelar Pawai Ta'aruf, Istiqatsah, Maulid Al Habsyi dan buka puasa bersama dengan bubur Asyura di Lapangan Upacara Jalan Gajah Mada Tembilahan," ujar mantan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) yang selama ini serius mengangkat potensi wisata alam dan budaya Inhil ini.
Disebutkan, puncak Gema Muharram 1438 H di Lapangan Upacara ini selain menghadirkan ustadz Riza Muhammad dari Jakarta juga akan diisi dengan penampilan 1001 pemain Berdah. Para pemain Berdah ini berasal dari Kecamatan Mandah, Gaung Anak Serka (GAS), Gaung dan Tembilahan.
Untuk diketahui, Berdah merupakan kesenian bernuansa religi yang dahulunya digemari dan menjadi ciri khas, khususnya dalam komunitas adat Melayu, terutama pada acara keramaian atau helat sunat Rasul, pesta perkawinan, hari-hari besar Islam. Kesenian ini mengandung nilai-nilai Islami, karena syair yang dilantunkan berisikan riwayat zikir dan pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Posisi bermain biasanye duduk bersila, ketika kisah menceritakan riwayat Nabi Muhammad SAW hijrah sampai di Madinah, maka semua pemain Berdah berdiri sebagai tanda pemberian hormat pada baginda Rasulullah SAW.
Alat musik kesenian Berdah adalah rebana dengan diameter mulai 50 cm, belulangnya atau kulit rebana biasanya terbuat dari kulit kambing jantan dan baluhnya dari kayu marabungkal, boleh juga dari batang nyiur yang besar.(hum09)
Post a Comment