PEKANBARU, TENAYAN RAYA - Komplek perkantoran Tenayan Raya milik Pemko Pekanbaru, ternyata masih menuai permasalahan. Mulai dari permasalahan lahan, hingga uang pemko yang terbatas untuk melanjutkan pembangunan kantor tersebut.
Penelusuran awak media ke kantor Tenayan Raya, Sabtu (30/7/2016), ternyata kedua permasalahan tersebut, masalah gaji pekerja bangunan menjadi persoalan baru dalam pembangunan komplek perkantoran milik Pemko tersebut. Sehingga pekerjaan pembangunan tersebut menjadi terbengkalai.
Hal tersebut terungkap berdasarkan pengakuan dari salah seorang warga sekitar komplek perkantoran Tenayan Raya yang tidak ingin disebutkan namanya. "Saya dengar gaji mereka sudah tidak lancar belakangan ini," ujarnya.
Dijelaskannya, para pekerja bahkan sering mengutang ditempat usaha warung miliknya. Namun, karena masih merasa kasihan, diapun masih memberikan sebungkus rokok untuk pekerja.
"Kasihan saya, makanya kasih dulu satu bungkus dan itu terakhir untuk mereka. Karena kalau hutang terus habis juga barang dagangan saya. Saya tidak pasti juga berapa lama gaji mereka belum dibayar, katanya sih uang pemerintah tidak ada," sambungnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Fatimah yang merupakan warga tempatan seputar komplek perkantoran Tenayan Raya. Meski dirinya tidak mengetahui bahwa komplek tersebut termasuk kawasan hutan lindung dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) Riau, namun ia mengatakan bahwa lokasi pembangunan tersebut merupakan bekas kebun sawit yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
"Yang punya itu perusahaan sawit, dibeli oleh pemerintah. Luasnya lumayan kalau tidak salah nama yang punya itu Edi. Karena sebelum lahannya dibeli, saya sempat bekerja disana," tuturnya.
Dikatakan Fatimah, masyarakat setempat hanya sedikit yang dipekerjakan. Sisanya adalah orang-orang yang didatangkan dari Pulau Jawa. "Kalau masyarakat sekitar paling untuk Satpam saja," ucapnya.
Komentar serupa datang dari Melda. Berdasarkan keterangannya, sejak habis lebaran Idul Fitri kemarin. Tidak banyak pekerja yang datang untuk bekerja. "Saya dengar mereka belum bergaji. Makanya sekarang ini pekerjaan disana sepi. Biasanya sih selalu ramai lalu lalang para pekerjanya," ceritanya.
Bukan hanya itu, dikarenakan belum dibayarnya gaji para pekerja, kantin-kantin yang biasa berjualan di komplek perkantoran tersebut juga lebih memilih tidak berjualan disana.
"Sekarang pekerja sepi, gaji belum dibayar, dikantin ngutang aja. Ya tentu mereka milih tidak berjualan disana. Biasanya bos-bos atau pejabat sering lewat kesana, sekarang sudah sepi bahkan tidak ada," tuturnya.
Sebagai Informasi, Pemko Pekanbaru menganggarkan dana sebesar Rp 1,4 Triliun untuk pembangunan kantor Tenaya Raya. Bahkan, untuk membangun komplek tersebut, lahan seluas 200 hektare yang telah dibebaskan Pemko Pekanbaru pada tahun 2014 lalu.
Dilokasi tersebut, akan ada sembilan gedung dengan gedung sekretariat luasnya sekitar 21 hektar dan gedung SKPD masing-masing seluas sembilan hektar. Nanti di setiap gedung SKPD itu akan berkantor dua atau tiga dinas.
Sementara untuk jangka panjang juga direncanakan dibangun gedung DPRD Kota Pekanbaru, rumah dinas Walikota dan Wakil Walikota, rumah dinas dewan dan beberapa kantor instansi vertikal seperti Mapolda Riau.
Pada tahap awal pembangunan, di Komplek Perkantoran Pemko nantinya akan berdiri enam gedung yang direncanakan dibangun dalam dua tahun anggaran. Diperkiraan akan menghabiskan dana sekitar Rp 680 miliar.(dow/ber)
Post a Comment