ROKAN HULU, KUNTO DARUSSALAM - Masyarakat Rokan Hulu (Rohul), semenjak ada pemberitaan di berbagai media massa, baik menyangkut hukum, maupun terkait pelantikan, hampir di seluruh sudut Negeri Seribu Suluk, masyarakat mendoakan dua tokoh Rohul, yakni Suparman-Sukiman supaya tetap dilantik pada 19 April 2016 mendatang.
Hal ini disampaikan, Khalifah Basir, di Kota Pasir Pangaraian, Jumat (15/4), masyarakat Rohul selalu mendoakan Suparman-Sukiman melalui melalui kegiatan baca Yasinan, doa dan dzikir bersama agar keduanya dilindungi Allah SWT serta tidak ada rintangan lagi dalam memimpin masyarakat Rohul.
"Pak Suparman-Sukiman (Bupati-Wakil Bupati Rohul Terpilih ) Menang pada Pilkada 9 Desember 2015 lalu, hanya satu putaran, kalau melihat perjuangan serta antusias masyarakat mendukung Suparman-Sukiman, keduanya adalah pemimpin idealnya yang sangat dinanti-nantikan masyarakat," paparnya.
Lanjutnya, Suparman-Sukiman memiliki visi pembangunan "Menata Kota dan Membangun Desa" mudah-mudahan itu bisa tercapai, apalagi sudah 16 tahun lebih Rohul, masih banyak desa-desa yang belum tersentuh pembangunan.
"Mudah-mudahan nanti ekonomi desa itu akan kuat, sehingga ada keseimbangan kesejahteraan antara masyarakat desa dengan kota, termasuk pemenuhan infrastruktur yakni jalan, air bersih, listrik serta pelayanan lainnya," imbuhnya.
Di tempat beebeda, Ade Irwan Hudayana gelar Khalifah Tongku Mudo, juga mengintruksikan kepada jamaah supaya mendoakan Suparman-Sukiman supaya jangan ada halangan lagi, untuk menakhodai Rohul ini untuk lima tahun mendatang.
"Kita sangat cocok dengan pak Suparman-Sukiman, mereka termasuk orang yang disayang masyarakat, kemudian mereka bukan orang tariqat, jadi mereka tidak akan pilih kasih nanti kepada jamaah tariqat di Negeri Seribu Suluk," tegasnya.
Diharapkan, Filosofi Negeri Seribu Suluk tersebut, setelah dipimpin Suparman-Sukiman tidak hanya slogan lagi, tapi pembangunan insfrastruktur suluk tersebut akan merata dan tidak ada anak tiri atau anak kandung.
"Kita ingin pembangunan untuk rumah-rumah suluk itu adil dan merata, kemudian menghargai pengorbanan para guru-guru yang berbakti di tengah-tengah masyarakat, jangan seperti pemimpin di zaman dahulu mentang-mentang saudara punya rumah suluk, sehingga kesana saja dikucurkan anggaran pembangunan", ujarnya.
Post a Comment