RIAU, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau kini mulai mencemaskan pertumbuhan ekonomi provinsi, karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), yang berujung pada bencana kabut asap.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, kekhawatiran itu bukan hanya Karhutla dari Provinsi Riau, tapi juga musibah sama juga akan melanda provinsi tetangga, sehingga Riau akan mendapat asap kiriman, seperti tahun sebelumnya.
"Bagaimanapun ekonomi kita pasti akan terganggu karena bencana asap ini. Kekhawatiran kami investasi yang masuk ke Riau kembali akan berkurang," katanya, Jumat (25/03/2016).
Dia meminta kepada setiap kepala daerah di kabupaten dan kota Provinsi Riau, untuk terus berupaya melakukan pencegahan dan pemadaman api di lahan yang membakar wilayahnya masing-masing.
Tidak ingin terulang seperti tahun sebelumnya, dia menginstruksikan petugas pemadam kebakaran untuk tetap melakukan koordinasi dengan aparat yang sudah menetapkan komitmen untuk membantu mengatasi masalah Karhutla di Riau.
"Tahun ini kita sama-sama bekerja terus untuk atasi Karhutla, agar bisa kita tekan dan berkurang dari tahun sebelumnya," sambungnya.
Efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau sudah dirasakan pada saat musibah asap tahun 2015 lalu, berangkat dari itulah Andi Rachman tidak ingin peluang investasi tahun ini terhambat hanya karena masalah asap.
Dia menyebutkan angka kebakaran hutan dan lahan ditahun 2015 sudah jauh lebih berkurang dibanding tahun 2014. Tentunya upaya pengurangan kebakaran hutan haruslebih keras dilakukan supaya tahun 2016 angka kebakaran hutan dan lahan lebih sedikit dibanding tahun 2016.
"Termasuk kedatangan Konsulat dari negera Singapura beberapa waktu lalu. Mereka menyatakan siap bantu kita untuk tangani bencana asap. Tapi selama kita masaih bisa tentu kita dululah yang berusaha," sambungnya.
Target investasi Riau tahun 2016 lalu sebesar Rp 18,5 triliun, akhirnya tidak bisa dicapai. Selain masalah Rencan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) di Riau yang belum selesai, hadirnya musibah kabut asap dianggap menjadi salah satu kendala melambatnya capaian target investasi itu. Andi Rachman menekankan bahwa dirinya tidak ingin hal seperti ini terulang kembali.(ria03)
Post a Comment