BERITA RIAU, LIFESTYLE - Tempat makan laris manis sementara baru seumur jagung tentu menimbulkan penasaran dan pertanyaan. Isu menggunakan penglaris dari mahluk Gaib pun akhirnya ramai jadi perbincangan. Tapi, apakah benar-benar ada yang seperti itu?
Cerita tentang makanan yang enak saat santap di tempat, namun tiba-tiba menjadi tidak ada rasa bahkan tidak enak ketika dibawa pulang, adalah cerita paling umum yang menyebut kalau tempat makan itu menggunakan penglaris. Mengapa bisa tidak enak ketika dibawa pulang, disebut-sebut karena ketika disantap langsung di tempat makannya, piring akan dijilat oleh mahluk Gaib.
Salah satu penglaris yang kerap dimanfaatkan untuk membuat usaha ramai pengunjung adalah dengan menggunakan jasa jin atau makhluk halus. Jin yang kerap dimanfaatkan sebagai sarana penglaris makanan adalah jenis jin peludah.
Menurut laman itu, makhluk tak kasat mata ini disebut jin peludah karena sebelum disajikan kepada konsumen, makanan ini akan diludahi terlebih dahulu, tentunya dengan ludah si Jin. Terdengar mengerikan sekaligus menjijikan ya?
Konon katanya, makanan yang sudah diludahi si jin akan terasa lezat dan nikmat. Alasan ini yang kemudian akan membuat konsumen menjadi ketagihan untuk datang ke warung makanan tersebut.
Makhluk Gaib Penglaris Makanan
Dalam kisah misteri ada berbagai jenis makhluk gaib atau makhluk halus yang digunakan oleh dukun atau penjual makanan guna membantu meningkatkan keuntungan makanannya melalui makanan yang diludah oleh hantu peludah.
Pertama, wewe gombel. Makhluk ini dikenal juga sebagai nenek gombel yang dalam mitos masyarakat suka menculik anak-anak. Makhluk ini juga bisa digunakan sebagai penglaris makanan dengan mengeluarkan liurnya untuk meludah.
Kedua, tuyul. Hantu bertubuh kecil dan berkepala botak ini sering dipelihara oleh orang dengan tujuan penglaris atau pelindung diri. Biasanya tuyul digunakan sebagai makhluk yang suka mencuri harta benda orang lain. Penjual makanan juga sering memakai tuyul sebagai peludah makanan agar laris oleh pembeli.
Ketiga, pocong. Makhluk yang memiliki ciri khas kain penutup atau pembungkus tubuh berwarna putih dan cara berjalannya dengan melompat-lompat. Pocong juga kerapkali dimanfaatkan sebagai penglaris makanan. Keempat, bocah ijo atau dikenal juga sebagai jin peludah. Inilah yang banyak digunakan oleh penjual makanan agar dagangan makanannya laku keras.
Kelima, kuntilanak. Kuntilanak merupakan wanita hantu yang berasal dari wanita yang meninggal karena hamil atau beranak. Air liurnya adalah diyakini sebagai penglaris makanan oleh penjual yang memanfaatkan kemampuan mistis hantu ini.
Mengenali Makanan yang Diludahi Hantu peludah
Makanan yang sudah diludahi oleh hantu peludah akan memiliki rasa yang sangat lezat saat dikonsumsi di tempat, namun ada hal lain yang berbeda jika makanan tersebut dipesan dan dibawa pulang, maka rasanya akan berubah dan berbeda dari rasa lezatnya saat dibeli di tempat asalnya. Itulah barangkali misteri yang terkuak dari makanan dengan penglaris hantu peludah.
Orang yang memiliki kelebihan dalam ilmu spritual memiliki keutamaan dalam melihat makhluk halus seperti hantu peludah. Dengan kemampuannya mampu melihat makanan yang sudah diludahi hantu menjadi terlihat busuk.
Makanan yang sudah diludahi makhluk peludah mudah basi dalam beberapa jam, misalnya 2 hingga 3 jam. Ini berbeda dengan makanan yang diolah dengan cara biasa tanpa sentuhan makhluk gaib yang mampu bertahan lama hingga berjam-jam.
Makanan yang diludahi hantu peludah juga bisa dikembalikan atau dinetral dengan bantuan doa-doa orang suci. Doa adalah permintaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala makhluk guna menghindari kejahatan dan gangguan makhluk gaib.
Namun, benarkan hantu peludah ini benar-benar ada atau hanya sekedar misteri yang selalu menghiasi ruang-ruang kumpulan misteri? Apakah makanan yang diludahi oleh makhluk ini mampu membuat pembeli terpikat? Atau memang rasa makanan itu sendiri yang memang enak karena diolah dengan cinta dan bumbu-bumbu?
Jika orang awam memakan makanan yang sudah diludahi jin ini akan menganggap makanannya enak dan lezat, tapi lain lagi bagi mereka yang punya kemampuan spiritual yang lebih. Boro-boro menganggapnya enak, yang ada mereka akan merasa pusing meski belum menyantap apapun. Efek dari kelakuan makhluk jahat ini tentu tidak dibenarkan dari sisi agama manapun.(dow/dbs)
Post a Comment