BERITA RIAU, PEKANBARU - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska), Munzir Hitami menegaskan, tidak ada dispensasi lagi bagi mahasiswa yang studi alfa, atau yang terlambat melakukan pembayaran SPP pada semester ganjil ini.
Dikatakan Munzir, hal ini dilakukan untuk penertiban admistrasi dalam rangka peningkatan akreditasi UIN Suska, yang hingga saat ini masih berstatus akreditasi B, dan akan ditingkatkan menjadi akreditasi A.
“Itu resiko penertiban administrasi. Kata mereka itu merugikan mereka, tapi sebenarnya yang dirugikan adalah Universitas,” kata Munzir kepada awak media, Selasa (13/10).
Dijelaskan Munzir, selama ini pihaknya telah memberikan perpanjangan waktu dan dispensasi bagi mahasiswa yang terlambat membayar SPP. Namun setelah diberikan perpanjangan waktu, masih tetap ada mahasiswa yang terlambat membayar uang SPP. Karena itu, pihaknya tidak lagi memberikan perpanjangan waktu, karena jika diberikan dispensasi lagi, maka peningkatan akreditasi tidak akan kunjung terlaksana.
“Bahkan ada yang tidak membayar uang SPP tapi mereka tetap bisa mengambil mata kuliah, dan nilai mereka tetap keluar. Karena itu perlu kita lakukan penertiban administrasi ini. Kita memang sengaja tidak memberikan waktu perpanjangan lagi, karena tiap tahun ini terus yang kita hadapi persoalannya,” ulas Munzir.
Terkait jumlah 2 ribuan mahasiswa yang terancam di Drop Out (DO) menurut Munzir jumlah yang disampaikan mahasiswa tersebut merupakan jumlah akumulasi dari semester-semester sebelumnya. Sedangkan untuk semester ini menurutnya yang terlambat hanya 60 orang.
Munzir membantah, terkait laporan mahasiswa yang menyatakan mereka terancam di-DO dari kampus. Dikatakannya, universitas masih memberikan dispensasi agar mahasiswa bisa kembali mendaftar pada semester selanjutnya. Namun untuk SPP semester ini mereka tetap harus membayar kewajiban mereka.
“Sebetulnya untuk kasus seperti ini, seharusnya mereka di DO saja lagi, jika kita tidak memberikan pertimbangan. Tapi kita masih memberi mereka kesempatan untuk kembali mendaftar di semester selanjutnya,” imbuhnya.
Ditanya tentang kesulitan mahasiswa untuk melakukan pembayaran secara manual dan harus mengantre di bank yang sudah ditentukan kampus, menurut Munzir harusnya hal tersebut tidak terjadi. Karena pihak kampus sudah memberikan banyak waktu untuk melakukan pembayaran.
“Itu kan biasa mereka lakukan pada hari-hari terakhir. Harusnya itu bisa dilakukan pembayarannya dari awal dan kauh-jauh hari. Tapi sudah jadi kebiasaan mereka sudah dekat waktunya baru melakukan pembayaran beramai-ramai,” tuturnya.
Sebelumnya, puluhan mahasiswa UIN Suska pada Senin (12/10) pagi mendatangi DPRD Riau mengadukan kebijakan baru alfa studi rektor UIN Suska Riau tersebut. Salah seorang mahasiswa jurusan teknik informatika UIN Suska Riau, Nurhayadi mengatakan, mahasiswa sudah rugi waktu karena selama terkena alfa studi tersebut mahasiswa tidak bisa mengikuti proses belajar, dan tidak mendapatkan pelayanan akademik di kampus.
Selain itu, mahasiswa juga mengalami rugi uang, karena mahasiswa yang telat membayar SPP terkena kebijakan alfa studi tersebut, tetap harus membayar kewajiban, yang artinya mahasiswa harus membayar SPP dua kali lipat.
Tidak hanya itu, para mahasiswa juga memprotes kebijakan tersebut karena tidak ada sosialisasi dilakukan secara maksimal kepada seluruh mahasiswa, sehingga sangat merugikan para mahasiswa. Keputusan alfa studi rektor UIN Suska tersebut dikeluarkan sejak Febuari 2015 menyangkut masa pembayaran dan ketentuan pembayaran uang kuliah bagi mahasiswa UIN Suska.(dow/tbp)
Post a Comment