RiauCitizen.com, Hukum - Sebuah jaringan prostitusi di Xuzhou Provinsi Jiangsu China baru-baru ini berhasil diungkap oleh kepolisian setempat.
Menurut China News, jaringan prostitusi tersebut menjangkau pelanggan potensialnya melalui pesan singkat dan aplikasi pesan yang saat ini tengah populer di China. Sebut saja WeChat, QQ dan Mo Mo.
Modusnya para wanita pekerja seks tersebut menawarkan keperawaannya dengan dalih untuk membayar biaya perawatan ibu yang sedang sakit.
Tindakan prostitusi ini terungkap setelah adanya laporan dari warga. Seorang polisi menyamar dan mendapatkan kontak seorang PSK bermarga Liu melalui WeChat.
Seperti yang dilansir dari Shanghaiist, dalam operasi tersebut tidak hanya menangkap PSK, polis juga menangkap mucikari bernama Zhang serta puluhan orang lainnya yang terlibat.
Seorang polisi bernama Hao Pengfei mengatakan jaringan prostitusi ini sudah beroperasi di berbagai kota di seluruh China. Mulai dari Chongqing, Zhengzhou, Hangzhou, Lianyungan dan Shanghai.
"Jaringan prostitusi ini terorganisir dengan baik. Setiap orang mempunyai tanggungjawab sendiri-sendiri,"ujarnya.
Tersangka Sun, Liu dan Li biasanya memalsukan keperawanan mereka dengan menggunakan darah belut yang direndam dalam spons. Mereka dibayar berkisar 4 juta sampai 20 juta rupiah.
Media Xinhua melaporkan setidaknya delapan tersangka saat ini sudah ditahan dan belasan lainnya akan mendapatkan hukuman. Penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan polisi setempat.
Tahun 2012, jaringan prostitusi di kota Cangzhou Jiangsu juga berhasil diungkap oleh polisi. Polisi menemukan adanya anak-anak yang dipaksa sebagai pekerja seks dan pemalsuan keperawanan dengan menggunakan darah belut.
Beberapa klinik di Taiwan juga dilaporkan menjual 'bola darah' bagi pekerja seks untuk menyamarkan keperawanan mereka. (dow/xhu)
Post a Comment