RIAU, PEKANBARU - Wabah Covid-19 di Provinsi Riau belum juga berakhir. Bahkan belakangan ini trend penambahan kasusnya semakin meningkat. Senin (4/8/2020) kemarin adalah puncaknya, ada penambahan 50 kasus positif Covid-19 di Provinsi Riau dalam sehari. Sehingga total kasus positif Covid-19 di Provinsi Riau hingga saat ini sudah mencapai 506 kasus.
Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau menyiapkan tiga pola untuk sistem pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Tiga pola itu diharapkan menjadi solusi belajar mengajar ditengah wabah Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Riau, Zul Ikram saat dikonfirmasi terkait persoalan tersebut, Selasa (4/8/2020) menegaskan, bahwa hingga saat ini pihaknya belum ada kebijakan yang mengizinkan sekolah melakukan proses belajar mengajar tatap muka di sekolah.
"Apalagi sekarang kasus Covid-19 di Riau tambah naik. Jadi kita belum ada kebijakan siswa belajar tatap muka," ujarnya.
Dengan demikian, maka proses belajar mengajar tetap dilakukan dengan sistem online atau Dalam Jaringan (Daring). Sebab ditengah lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini sekolah belum diizinkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka di kelas.
"Tidak ada cara lain, sekolah harus melakukan belajar mengajar jarak jauh. Kita sudah disiapkan polanya. Bisa melalui daring, learning dan blended learning. Jadi ada tiga pola yang bisa dipilih siswa," kata mantan sekretaris Dinas Perpustakaan Kabupaten Siak ini.
Zul Ikram menjelaskan, jika siswa tidak memiliki fasilitas belajar melalui pola daring, maka anak yang sangkutan masih bisa datang ke sekolah.
"Karena setiap sekolah kita stanby-kan guru, untuk menyampaikan bahan tugas dan mengumpulkan tugas siswa," ujarnya.
Dengan demikian, jika siswa ada keterbatasan di fasilitas dan kouta pada pola belajar daring. Maka bisa menggunakan pola kedua atau ketiga.
"Jadi siswa bisa mengantar tugas yang diberikan guru di sekolah," ucap Zul Ikram.
Sementara terkait dana Bosda bisa digunakan sekolah untuk sistem daring, Zul Ikram mengatakan kalau dari Bosda petunjuk teknis belum sampai ke sana. Karena anggaran Bosnas memang kebijakannya sudah dibuat oleh pemerintah untuk memfasilitasi guru mentransfer pembelajaran.
"Itu memang ada Permendikbudnya. Tapi yang untuk siswa saya lihat dulu Permendikbudnya. Yang jelas ada ruang yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran daring, karena sekarang semua serba virtual," katanya.(dow)
Post a Comment