PELALAWAN, KERUMUTAN - Anda tahu Suaka Marga Satwa Kerumutan?. Potensi wisata hutan alam perawan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ini belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Padahal, ada sejumlah keindahan dan keunikan yang tidak bisa ditemui di daerah lain bahkan belahan dunia manapun.
Kecamatan Kerumutan, dengan luas wilayah 96.003,66 Ha dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan melalui jalur darat dari Pangkalan Kerinci, selama kurang lebih 2,5 jam perjalanan melalui jalan aspal dan tanah berbatu.
Namun, untuk menuju daya tarik wisata tersebut, melalui jalan sungai dari Teluk Meranti akan lebih ideal. Daya tarik utama yang ada di kecamatan ini adalah Hutan Suaka Marga Satwa Kerumutan.
Letak Suaka Marga Satwa Kerumutan ini berada di Kecamatan Kerumutan dan dapat ditempuh dengan jalan sungai menggunakan speedboat atau pompong dari Teluk Meranti selama satu jam perjalanan.
Untuk menikmati indahnya Suaka Marga Satwa Kerumuatan, sebaiknya dilakukan dengan cara menyusuri Sungai Kerumutan yang membujur dari arah Barat menuju Timur.
Menurut Imustiar, waktu yang ideal untuk menyusuri sungai pada pagi hari, sekitar jam 07.00 WIB. Luas hutan lebih kurang 93.222.20 hektare merupakan hutan perawan yang ditumbuhi beraneka jenis pepohonan dan hewan dilindungi.
"Deretan flora tropikal yang beragam dan fauna bermacam jenis dapat ditemukan di sana," kata anggota DPRD Pelalawan, asal Kerumutan ini.
Ia menyebutkan, flora unik yang ada dintaranya Meranti, Punak, Perupuk, Nipah, Rengas dan Pandan. Sedangkan fauna unik adalah Harimau Sumatera, Beruang Madu, Enggang, Monyet, Kuntul Putih, Ikan Arwana, Owa dan Itik Liar.
Ketua Komisi III ini juga merekomendasikan kepada pengunjung untuk tidak melewatkan beberapa pemandangan langka dan menarik.
"Tiga pemandangan ini jangan sampai dilewatkan. Pertama, Rasau Kelambu atau sejenis tanaman berakar yang akarnya menyerupai kelambu melingkar menjuntai ke dalam air," sebutnya.
Para nelayan penangkap ikan, kata Imustiar, biasanya memanfaatkan Rasau Kelambu sebagai tempat istirahat bahkan tidur karena aman dari gigitan nyamuk.
"Kedua, Tasik Petoluan. Pemandangan kedua ini adalah tempat bertelurnya, berbagai jenis unggas yang sudah tidak lagi ditemukan di tempat lain," ujarnya.
Pemandangan ketiga tak kalah unik dan menarik, berupa Lubuk Gelang. Lokasi ini berbalut legenda cerita masyarakat setempat yang berkembang. Menurut cerita masyarakat, dulunya ada dua kakak beradik persukuan yang memperebutkan dua gelang.
"Satu gelang jatuh ke dalam lubuk sedangkan satu gelang lagi masih ada, hingga kini. Jika suku asli memanggil gelang yang hilang, akan ditandai dengan munculnya gelembung air naik ke permukaan lubuk," tutur politisi Golkar, kepada Wartawan, Sabtu (12/5/2018).
source : www.beritapelalawan.com
Post a Comment