SIAK, MEMPURA - Berawal dari keputusan untuk melepaskan cita-cita demi mematuhi keinginan orang tuanya, Drs. H Arfan Usman, M. Pd, kini menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadis Kominfo) Kabupaten Siak. Tak pernah terbesit sedikitpun dia akan menjadi seperti dirinya kini.
Pria kelahiran 5 Februari 1965 tersebut, dahulunya merupakan seorang anak dari kampung kecil, Mempura, Siak. Saat ini kampung kecil tersebut telah menjelma menjadi sebuah kecamatan yang terdiri dari 7 desa.
Arfan memulai pendidikannya pada tahun 1972, atau di usia ketujuh di SD Impres yang terletak di Mempura. Arfan menyelesaikan pendidikan pertamanya di tahun 1977.
“Waktu itu Mempura masih sebuah kampung kecil. Untuk pergi ke sekolah, saya harus menyeberangi sungai menggunakan sampan, dan saya sendiri yang mendayung,” ujarnya.
Kemudian Arfan pun melanjutkan pendidikanya di Sekolah Menengah Pertama. Ia bersekolah di SMP yang baru saja terbakar di kawasan Chinatown pada Februati 2018 lalu.
Namun Arfan hanya dua tahun menggali ilmu di sekolah tersebut, pada tahun 1981, Arfan kemudian melanjutkannya di SMP 1 Siak.
“Saya menyelesaikan pendidikandi SMP 1 Siak pada tahun 1981. Saat itu saya menjadi lulusan terbaik, dengan mendapat peringkat juara umum,” tuturnya.
Dengan nilai terbaik yang diperolehnya, Arfan bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Namun, cita-cita tersebut pupus setelah orang tuanya mengatakan bahwa hanya mampu menyekolahkannya di Sekolah Pendidikan Guru (SPG).
“Orang tua saya bilang :saya hanya sanggup menyekolahkan kamu di pendidikan guru. Saya pun patuh dengan pilihan orang tua saya. Walaupun setelah itu saya sempat bingung, dan bahkan menagis karena harapan menggapai cita-cita telah hancur. Akhirnya saya pun bersekolah di SPG di Bengkalis dan tamat pada tahun 1984,” ujarnya.
Karena kepintarannya, lagi-lagi Arfan menjadi lulusan terbaik di sekolah tersebut. Dengan peringkat yang dimilikinya, Bupati Bengkalis Ismail Yusuf pun berjanji akan memberikan beasiswa untuknya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
“Dari modal janji itu lah saya ke Pekanbaru. Saya memilih jurusan Bahasa dan Seni di FKIP Unri. Dan ternyata saya lulus. Setelah lulus, saya kembali ke Bengkalis untuk menagih janji beasiswa tersebut. Namun nasib berkata lain, Bupati Bengkalis bapak Ismail Yusuf ternyata telah meningal. Ketika saya tanya, beasiswa tersebut pun tidak bisa saya dapatkan,” ujarnya.
Dengan tekat dan semangat yang kuat, Arfan tak menyerah dan tetap berusaha untuk berkuliah. Ia dibawa oleh seorang teman yang saat itu sudah berkuliah pada tahap II. Ia diajak untuk bekerja di sebuah kolam kangkung.
“Dari kolam kangkung itula harapan saya terus tumbuh. Pulang kuliah saya turun ke kolam kangkung tersebut. Namun hanya sampai tahap I saja, ditahap II Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa dari kampus hingga selesai,” tambahnya.
Arfan menyeselaikan pendidikannya pada tahun 1988. Dari sini lah karir Arfan dimulai. Ia kemudian mendaftar dan mengikuti tes menjadi PNS. “Setelah selesai saya jadi guru SLTA. Ikut tes PNS pada tahun1989 dalam penempatan DPK(guru diperbantukan). PNS saya di kandep kota madya,” jelasnya.
Pada tahun 1995, Arfan mencoba peruntungan dengan mengikuti pendaftaran seleksi calon kepala sekolah (Cakap). Tak disangka-sangka, ia menjadi peringkat pertama di Riau dan akan segera dinobatkan sebagai Kepala Sekolah SMP 6 Pekanbaru. Namun dengan alasan yang tak jelas, beberapa hari sebelum pelantikannya, ternyata Arfan tak jadi dilantik.
“Kemudian saya menjadi Kandepko Pekanbaru. Pada tahun 2000, saat Siak mekar menjadi Kabupaten, saya pun di pindahkan oleh Plt Bupati Siak, Tengku Rofian, yang ternyata teman ayah saya. Setelah selang beberapa bulan saya di pindahkan menjadi staf Dinas Pendidikan pada tahun 2001,” jelasnya.
Selang enam bulan, pada tahun 2002 Arfan kemudian menjabat sebagai pejabat eselon III, yaitu menjadi Kasubdin Pengembangan Pendidikan Kabupaten Siak. Setelah itu Arfan kemudian dipindah tugaskan lagi menjadi Kasubdin Kurikulum, pada tahun 2005 hingga 2007.
“ Mungkin karena memang sudah rezekinya, saya kemudian diangkat menjadi Plt Kepala Dinas Pendidikan pada tahun 2007 selama 7 bulan. Kemudian saya menjadi Kepala Dinas Pendidikan selama empat tahun, mulai dari 2007 hingga 2011,” tambahnya.
Kemudian Arfan menjalani pemindahan tugas kebali, pada tahun 2012 ia dijadikan sebagai Staf Ahli Bidang SDM Bupati Siak selama satu tahun. Setelah itu, Arfan kembali dipindahkan untuk menjabat sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, yakni mulai tahun 2013 hingga 2017.
“Baru pada Juli tahun 2017, saya menjadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, hingga sekarang. Jadi saya di Kominfo belum genap satu tahun,” ujarnya.
Dari kisah perjalanan kesuksesannya tersebut, Arfan mengatakan jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki saat ini. Selain itu, salah satu pesannya adalah jangan mudah putus asa.
“Jangan cepat merasa puas. Kalau ada rintangan jangan cepat putus asa. Kita orang kampong harus menjadi ayam kate. Memang badannya kecil, namun kokoknya membuat orang takjub,” pungkasnya.(rls)
source : www.beritasiak.com
Post a Comment