PEKANBARU, TAMPAN - Seorang pakar perkotaan angkat bicara terkait gagalnya Kota Pekanbaru lolos ke tahap akhir penilaian Piala Adipura 2018.
Dr Muhammad Ikhsan, salah seorang pakar perkotaan tamatan S3 Utah State University, mengatakan ketidakseriusan OPD Pemko Pekanbaru bekerja, menjadi bukti gagalnya Kota Pekanbaru lolos ke tahap akhir Piala Adipura 2018.
Dr Muhammad Ikhsan |
Selain ketidakseriusan OPD Pemko Pekanbaru, pria yang juga aktif mengajar di salah satu perguruan tinggi negeri tersebut menjelaskan, ada tiga faktor yang juga menjadi penyebab gagalnya Kota Pekanbaru ke tahap akhir penilaian untuk kota terbersih tersebut.
"Ada tiga faktor utama. Pertama keberpihakan kebijakan pemerintah. Ini muaranya ke anggaran kalo anggaran harus efektif. Kedua, kinerja pemerintah dalam hal ini OPD terkait Adipura seperti Dinas PUPR, DLHK, Dinas Perhubungan. Ketiga, partisipasi masyarakat," terangnya.
Untuk itu, Ikhsan meminta kepada OPD Pemko Pekanbaru lebih serius ke depannya jika ingin kembali merebut Piala Adipura.
"Perlu lebih serius kinerjanya. Lebih intens. Contoh paling gampang dilihat ketika terjadi banjir. Dinas PU meskinya turun ke lapangan, ke tempat dimana sumbatan dan penyebabnya, ini gak ada kita lihat. Kalau serius, mereka turun ketika terjadi. Ini menggambarkan kinerja aparatur pemerintah.
Ikhsan menambahkan, gagalnya Kota Pekanbaru lolos ke tahap akhir penilaian Piala Adipura 2018 harus menjadi catatan untuk Pemko Pekanbaru.
"Adipura bisa jadi catatan, mana yang rendah nilainya itu dikejar lewat tiga faktor tadi. Seharusnya lebih baik, meskipun Adipura bukan segalanya tapi itu salah satu barometer penilaian dan catatan suatu kota," pungkas Ikhsan.
Seperti yang diketahui, Kota Pekanbaru pernah memiliki prestasi meraih Piala Adipura tujuh tahun berturut-turut. Namun tahun 2018 ini, Kota Pekanbaru gagal mengikuti penilaian Piala Adipura. Mirisnya, Kota Pekanbaru telah gagal di tahap pertama penilaian atau P1.(dow)
Post a Comment