PEKANBARU, TAMPAN - Hubungan antara Ayat Cahyadi dan Firdaus terancam retak karena politik. Ayat yang kini menjabat sebagai Plt Walikota Pekanbaru condong mendukung pasangan Syamsuar-Edy Natar dalam Pilgub Riau pada Juni 2018 nanti.
Dia tidak mendukung pasangan Firdaus-Rusli Effendi sebagai calon petahana karena dia sebelumnya adalah Walikota Pekanbaru. Jika Firdaus kalah, maka Firdaus balik menjadi Walikota Pekanbaru dan Ayat Cahyadi masih sebagai wakil Walikota Pekanbaru. Maka potensi "keretakan" hubungan antara keduanya sangat mungkin terjadi.
Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Aidil Haris SSos MSi kepada Wartawan, Senin 5 Maret 2018. Aidil melihat masalah seperti ini bagian dari dinamika politik yang seharusnya disikapi bijak oleh Firdaus maupun Ayat Cahyadi.
"Secara pribadi maupun politik saya rasa bisa saja terjadi gesekan seperti itu. Dan sangat terdampak pada kebijakan Pemko. Tapi saya rasa itu akan berlangsung beberapa saat. Di situ lah terlihat bagaimana kearifan dan kebijaksanaan dalam berpolitik," katanya.
Dia menjelaskan lagi, dalam situasi seperti ini publik sendiri akan melihat dan menyimpulkan apakah Firdaus sebagai Walikota Pekanbaru bijaksana dalam menerima kekalahan. Itu jika dia tidak menang dalam Pilgub Riau dan harus kembali duduk sebagai Walikota Pekanbaru.
Contohnya, terhadap program usulan Ayat Cahyadi bisa jadi itu malah tidak dipakai atau tidak digubris sama sekali oleh Firdaus. Terhadap ini Firdaus akan lebih selektif lagi memilih atau mengambil keputusan terhadap usulan-usulan Ayat. Dan masalah seperti ini banyak terjadi di beberapa kasus kepala daerah sebelumnya.
"Tapi kalau mau berprasangka positif, mudah-mudahan tidak seperti yang dibayangkan. Karena ini sangat berkaitan dengan kebijakan politik dan pemerintahan dan itu harus bisa dipilah. Ini lah dinamika politik. Tinggal bagaimana mereka, baik Firdaus maupun Ayat, bisa bersikap bijaksana. Jangan sampai ini berimbas kepada masyarakat," tambah Aidil Haris.(dow)
Post a Comment