INDRAGIRI HILIR, TEMBILAHAN - Bupati Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) hadiri seminar, diskusi dan bedah buku dengan topik "SELAMATKAN KELAPA INDONESIA" yang diselenggarakan di Gedung Nusantara DPR RI Senayan Jakarta, Senin (18/7/2016).
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Sekda Inhil Sa'id Syarifuddin, Asisten II, Kadis Perkebunan, Kadis Perindag, Kaban Perizinan, Kaban BLH, Kabag Humas, Kabag Hukum, serta dihadiri juga Anggota DPR RI komisi VI Eka Sastra, M.Si.
Bupati Wardan dalam kesempatan ini juga sebagai pembicara dalam diskusi dan bedah buku selamatkan kelapa Indonesia, diikuti oleh berbagai organisasi, kalangan dan pemerhati khususnya yang fokus dan berkecimpung di bidang perkelapaan.
"Tujuan diskusi ini adalah untuk sharing dan berbagi informasi dan pengetahuan serta mencari solusi untuk memajukan dunia perkelapaan agar kelapa bisa terus eksis sebagai komoditi primadona di indonesia," ucap Wardan.
Bupati juga menyebutkan bahwa salam penyelamatan dan memajukan kondisi perkelapaan dibutuhkan kerjasama dan campur tangan semua pihak baik dari masyarakat dan pemerintah serta pelaku dunia usaha.
"Hal ini penting karena kehidupan di masyarakat sangat bergantung dengan kelapa. Untuk itu komitmen dan kerjasama semua pihak harus terus ditingkatkan. Semakin baik kondisi perkelapaan tentu akan semakin baik kondisi perekonomian di masyarakat,"
Bupati juga memaparkan permasalahan yang dihadapi oleh petani kelapa di Inhil. menurunnya hasil kelapa karena serangan hama, kebun kelapa sudah tua sementara masyarakat untuk meremajakan tanaman kelapa tidak mampu, kerusakan trio tata air ( tanggul, saluran air dan pintu klip) .
Dari 439.000 hektar tanaman kelapa di Indragiri Hilir, lebih seperempatnya mengalami kerusakan yaitu 137.000 hektar. Sesuai kemampuan APBD. inhil baru bisa diperbaiki sekitar 7.163 hektar.
Untuk itu bupati mengundang investor ke inhil untuk membangun perkelapaan guna mempertahankan inhil sebagai kabupaten hamparan kelapa dunia.
Sementara itu, Anggota DPR RI komisi VI Eka Sastra, M.Si dari partai Golkar dapil Jawa barat menyampaikan beberpa hal. "3 juta hektar kebun kelapa di Indonesia merupakan potensi luar biasa, namun dengan bermacam permaslahan yang dihadapi petani kelapa sehingga dikhawatirkan 10 tahun kedepan kelapa di indonesia khususnya di inhil akan jadi cerita semata seandainya tidak ada langkah nyata dilakukan untuk menyelamatkan kelapa indonesia," katanya.
Untuk itu dia mengatakan perlu peremajaan kelapa secara nasional dan terpadu dengan pendanaan yang maksimal, harus ada pabrik pengolahan produksi hilir atau turunan kelapa serta masih kurangnya perhatian pemerintah secara nyata terhadap dunia kelapa yang sudah nyata sebagai penopang ekonomi indonesia sejak zaman belanda, kemerdekaan bahkan sampai ke zaman reformasi ini.
"Kita perlu mencontoh negara india, bangladesh dan philipina yang secara serius memperhatikan perkelapaan yang dibuktikan dengan adanya sebuah institusi setingkat menteri yang khusus mengurus kelapa," tutupnya.(hum07)
Post a Comment