Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Indragiri Hulu |
BERITA RIAU, INDRAGIRI HULU - Dua jam menapak jalan tanah menuju Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), terasa melelahkan. Apalagi medan yang dilalui cukup berat. Berlubang dan curam.
Namun, kelelahan buyar tatkala tiba di jantung hutan yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) itu. Perawan dan alami.
SK Menhut Tahun 1995, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh |
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan kawasan hutan lindung yang telah diubah fungsi menjadi taman nasional pada tahun 1995 dan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 607/Kpts-II/2002 tanggal 21 Juni 2002 luas keselurahan taman ini menjadi 144.233 Ha yang pada tahun 1995 hanya 127.698 Ha. Bukit Tiga Puluh ini terletak pada 2 wilayah propinsi, yakni Provinsi Riau dan Provinsi Jambi.
Di Provinsi Jambi terletak di Kabupaten Tebo (23.000 Ha) dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (10.000 Ha). Sedangkan di wilayah Provinsi Riau terletak di Kabupaten Indragiri Hilir (seluas 30.000 Ha) dan yang paling luas berada di Kabupaten Indragiri Hulu, yakni 81.223 Ha.
TNBT didominasi oleh kawasan perbukitan yang berjajar rapi, TNBT juga dianggap sebagai kawasan yang memiliki keragaman flora dan fauna yang paling tinggi di Pulau sumatera.
TNBT habitat Harimau Sumatera |
“Ada sekitar kurang lebih 1500 species tumbuhan di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh ini dan juga merupakan tempat habitatnya Harimau Sumatera, dan kami sudah memasang beberapa kamera ditiga spot berbeda,” ujar Andi Munandar Staf TNBT.
Ditambahnya lagi dari pemasangan kamera tersebut ada sekitar 26 Harimau Sumatera yang berhasil diindentifikasi hasil dari pemantauan kamera. Selain itu di TNBT masih bisa ditemui beberapa jenis fauna lainnya seperti Macan Dahan, Tapir, Kijang, Babi Hutan, Landak, Siamang, Beruang Madu, Burung Rangkong dan satwa lainnya.
“Selain merupakan habitat flora dan fauna langka dan dilindungi, kawasan TNBT juga merupakan tempat hidup dan bermukim suku pedalaman seperti, Suku Talang Mamak, Suku Kubu (Anak Rimba) dan Suku Melayu Tua,” Jelas Andi
satwa TNBT lainnya |
Kehidupan suku-suku asli di kawasan TNBT ini sangat menarik untuk dipelajari dan merupakan daya tarik wisata tersendiri, bagaimana cara suku-suku asli tersebut untuk berinteraksi dengan alam karena mereka sangat tergantung dengan hutan sehingga bagi mereka hutan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka.
Trekking
Pemandangan di tengah hutan yang masih alami dengan pohon-pohon menjulang tinggi yang masih diselimuti embun pagi membuat kami buru-buru mulai mengabadikan pemandangan menakjubkan bentangan hutan Bukit Tiga Puluh, apalagi Camp Granit ini berada di ketinggian.
menyusuri anak sungai di TNBT |
Dari kejauhan terdengar suara sayup-sayup pekikan Siamang menggema di antara pohon-pohon besar dan suara kicauan burung seolah menjadi musik untuk menyambut pagi.
Pemandangan yang sangat menakjubkan udaranya pun begitu segar, apalagi mendengar suara-suara satwa disini jadi membuat betah berlama-lama disini.
Setelah puas mengabadikan panorama hutan TNBT dari berbagai spot, kami diajak oleh staf TNBT untuk trekking menyusuri hutan.
Pohon Mersawa, fauna asli TNBT dengan ketinggian mencapai 40 m, diameter 150 cm |
Perjalanan menyusuri hutan TNBT mempunyai tantangan sendiri dikarenakan jalannya yang menanjak dan menurun cukup sulit untuk dilalui, dan kami pun harus hati-hati bukan tidak mungkin kalau kami bisa tergelincir kalau tidak hati-hati.
Sepanjang perjalanan kami menemukan pohon besar yang tinggi menjulang. “Ini pohon Mersawa usianya mungkin sudah seratusan lebih dan tingginya sekitar 40 meter dan diameternya mungkin sudah mencapai 150 cm,” ujar Andi.
Pohon Mersawa ini merupakan jenis pohon yang dominan tumbuh di perbukitan TNBT. Beragam pepohonan masih dijaga dan diteliti dikawasan ini, mulai dari Jelutung, Pasak Bumi, Durian, Gendalan, meranti, kedondong dan rengas.
Setelah hampir satu jam menyusuri hutan TNBT kami pun diajak untuk melihat air terjun. Air terjun ini terbentuk bukan karena alam namun karena ketidaksengajaan.
“Dulu disini merupakan tempat penambangan batu granit, jadi waktu pemasangan dinamit dekat dengan anak sungai, Jelas Andi.(dow/dbs)
Post a Comment