BERITA RIAU, KAMPAR - Adanya kabar Pemerintah Kabupaten Kampar bakal memindahkan sebagian dana daerah dari BRK ke bank lain tidak ditampik Pimpinan Bank Riau Kepri Cabang Bangkinang, Fajar Restu. Pemindahan dana seperti yang dikabarkan pun bukan hal baru.
"Kita lihat saja. Kalau nanti jadi dipindahkan, aku kabari," ujar Fajar, Minggu (10/1/2015). Ia berharap hal itu tidak sampai terjadi. Ditinjau dari segi pengembangkan bank, kata dia, tentu BRK tidak ingin dana ditarik dan dipindahkan ke bank lain.
Fajar menuturkan, pihaknya sudah berupaya menjadi lembaga keuangan yang terbaik selama bekerja sama dengan Pemkab Kampar. Terutama untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dan memberi dampak positif terhadap pembangunan daerah.
Menurut Fajar, memindahkan uang ke bank lain memang sudah pernah dicetuskan Bupati Kampar.
"Kalau beliau marah samaku, itu statement beliau. Tapi yang namanya uang mereka, terserah mau disimpan kemana. Sama seperti Bapak punya uang, kan terserah Bapak mau nyimpan ke mana," jelasnya.
Fajar mengatakan, tahun sebelumnya Pemkab Kampar juga pernah memindahkan uangnya kepada bank lain. Totalnya mencapai Rp 600 miliar. Uang dipindahkan ke bank konvensional.
"Tapi sudah balik lagi ke aku (BRK) akhir tahun kemarin. Sekarang di aku," katanya.
Jika tahun ini akan dipindahkan lagi, kata Fajar, pada saat sekarang belum bisa. Disebutkan, kas daerah Kampar pada BRK masih kosong setelah tahun anggaran berakhir. Sedangkan sumber keuangan tahun 2016 belum ada yang masuk ke rekening daerah. Misalnya, Dana Bagi Hasil (DBH) yang belum masuk.
Bank Riau Kepri Cabang Bangkinang telah melayani banyak pengajuan kredit oleh masyarakat melalui program pemerintah. Namun, Pimpinan BRK Cabang Bangkinang Fajar Restu menyatakan tidak semua pengajuan kredit dikabulkan.
Fajar menegaskan, pengajuan kredit untuk pembelian sapi yang banyak tidak dikabulkan.
"Tidak bisa. Kita harus lihat pengalamannya. Pernah nggak memelihara Sapi? Kalau nggak pernah, ya nggak bisa," tandasnya, Minggu (10/1/2015).
Menurut Fajar, pihaknya tidak sembarangan mencairkan permohonan kredit kepada masyarakat. Ia tidak mau risiko pencairan kredit di kemudian hari akan ditanggung oleh pihak BRK sendiri.
(baca juga : Anggaran Sapi Jefri Noer Ditolak DPRD Kampar, Wabup Zulkifli : Wajar Aja, Pelaksanaannya Ga Jelas)
Fajar menyebutkan, BRK paling banyak mencairkan pinjaman kepada masyarakat yang mengikuti program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Yakni, bidang perikanan, pertanian dan lain-lain.
"Di Kampar kan paling banyak KKPE," katanya.
Batas pinjaman maksimal sebesar Rp. 100 juta. Dijelaskan Fajar, besar pinjaman yang dicairkan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat mengembalikannya hingga lunas.(dow/tri)
Post a Comment