BERITA RIAU, KAMPAR - Tenaga Harian Lepas (THL) di lingkungan Dinas Kesehatan Kampar sedikit lega di penghujung tahun ini. Upaya mereka memperjuangkan haknya selama satu tahun belakangan membuah hasil. Meski hasilnya tidak sesuai dengan harapan.
Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) Kampar yang sejak awal mendampingi perjuangan para buruh kesehatan itu, kecewa berat dengan Dinas Kesehatan.
"Bandit birokrasi berhasil mempermainkan TBK (
Tenaga Bantu Kesehatan)," ketus Ketua GPPI Kampar, Trisno, Minggu (27/12/2015).
Eno, sapaan akrabnya mengungkapkan, Dinas Kesehatan sudah mencairkan gaji kepada 45 orang THL pekan lalu. Namun, gaji yang dicairkan tidak penuh setahun untuk 2015. Besar gaji yang diterima beragam. Tak satupun yang menerima sekaligus untuk setahun.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari para THL, kata Eno, bahkan ada yang menerima hanya untuk 4 bulan saja. Paling banyak untuk 9 bulan saja.
"Sudah nggak gajian dua tahun, terakhir hanya dicairkan sembilan bulan saja. Setahun aja nggak sampai," ujar Eno. Mirisnya lagi, kata dia, Diskes mengupahi THL hanya sebesar Rp. 1.200.000. Jauh di bawah kebutuhan laik hidup.
Menurut Eno, pencairan gaji yang hanya untuk sembilan bulan itu memang sudah diisukan sejak awal. Meski pihak Diskes beberapa kali membantah isu itu pada berbagai kesempatan.
"Diskes menyatakan, akan cair untuk setahun penuh. Ternyata semua hanya bualan saja," ujar Eno. Bukan hanya menilai sebagai bualan, Pelaksana Tugas Kepala Diskes Kampar Haris juga tidak menepati janji yang akan menuntaskan polemik THL.
Eno menuturkan, tidak jelas alasan pencairan gaji yang hanya sebagian itu. Jika karena faktor persentase kehadiran, kata dia, sangat tidak masuk akal. Pasalnya, para THL terus bekerja di Puskesmas tempat mereka ditugaskan meski tak menerima gaji selama dua tahun.
Eno semakin yakin, anggaran yang tersedia sudah dimainkan. Sehingga besar anggaran yang seharusnya untuk gaji semua THL, tidak lagi mencukupi. "Waktu itu pernah diisukan, uang yang ada dibagi-bagikan supaya semua dapat. Tapi tidak sesuai jumlah seharusnya," katanya.
Lanjut Eno, belum lagi gaji untuk tahun 2014. Sedangkan menatap tahun 2016 mendatang, nasib para THL semakin tidak jelas. THL belum mendapat kejelasan apakah akan tetap dipekerjakan atau kemungkinan bakal berhenti.
"Dasar pemimpin pecundang. Menyakiti bangsanya sendiri untuk kepentingan pribadi. Rakyatnya diperbudak," kesal Eno.(dow/tri)
Post a Comment